Random thoughts (4) : to marry or not to marry
Bismillahirohmanirrohim
pada suatu ketika, berkumpullah gue dengan seorang kawan yang berpemikiran sama mengenai hampir segala hal. gue gak malu menceritakan betapa dulu gue pernah melakukan hal-hal bodoh memalukan dan sebagainya kepadanya, pun sebaliknya! tidak berdalih agar terlihat menjadi manusia paling suci, pun tidak menjatuhkan vonis moral kepada satu sama lain.
kami bercengkerama, membicarakan apa yang sedang trend belakangan ini, mulai dari mata pencaharian, ekonomi, gosip, sampai pernikahan. Awalnya sederhana, kami masing-masing sama-sama beropini 'pernikahan itu tidak mudah'. akhirnya ia mengutarakan pendapatnya. cukup kontroversial di tengah adat ketimuran. tapi gue ga kaget.
"gue sempet kepikiran, apa gue kumpul kebo aja ya? terus tinggal di apartemen.."
gue sontak tertawa mendengarnya! entah serius atau tidak, itu pilihannya. gue percaya dia punya alasan besar di balik itu, kalau memang gagasan tersebut benar-benar dilakoni.
pendapat tersebut memang lahir karena kami memandang pernikahan adalah suatu yang mudah dilaksanakan, namun sulit dipertahankan. tercermin dari cerita teman kantornya :
"coba deh lo perhatiin, wanita-wanita yang dibotox, perawatan macem-macem gitu kan rata-rata udah lumayan tua, dan MENIKAH. ya sama aja, kalo lo udah menikah semua akan terasa beda. lo insecure dengan suami lo. lo mulai mikir yang macem-macem mulai dari 'dia sama siapa', 'dia diluar makan apa', sampe 'dia jajan atau nggak'. sehingga lo berusaha banget untuk mempercantik diri, dan itu menjadi tekanan batin tersendiri buat gue. kalo lo kalah cantik, lo kalah service, suami lo bakalan pergi.", kira-kira begitu penuturan si teman kantornya teman gue ini.
nilai plus dari kumpul kebo mungkin karena ia praktis, gak berurusan dengan hukum jika harus berpisah, tidak mengikat. namun ini akan berabe kalo pihak cewe hamil, nanti ngurus anaknya gimana? bagaimana menurut hukum? belum lagi dengan reaksi masyarakat, jika emang lingkungannya masih 'senang ikut campur masalah orang'. niscaya kediaman si pelaku kumpul kebo bakal digerebek massa sambil bawa obor malam-malam, sambil meneriakkan nama Tuhan. hmmmm.
keputusan menikah atau tidak menikah itu memang balik lagi ke diri orang masing-masing. cuma ya ini hasil brainstorming kami mengenai keduanya. karena gue polos dan lugu, gue lebih pro-menikah. karena sejatinya gue wanita normal yang pengen punya anak dan membangun keluarga kecil yang hangat, sejahtera, sehat, dan saling mencintai~ uuuu~
tapi untuk yang tidak menikah, gue yakin mereka punya alasan tersendiri dibalik keputusan tersebut. toh masing-masing manusia memilih jalannya sendiri-sendiri untuk dihormati :)
0 Your comments:
Posting Komentar