Review : Final Fantasy VIII
Halo
Kembali di acara review-mereview amatir.
Sudah lama menamatkan Final Fantasy VIII seperti yang pernah gue bahas sedikit di Best Playstation Game Ever (me version) , tapi kok baru pengin menulis
reviewnya sekarang? Apa mungkin bude sudah mulai merindukan jalinan asmara?
Hmmm bisa jadi bisa jadi.
Storyline
characters of Final fantasy VIII courtesy of zelu1984 on deviantart, dengan berbagai outfit. |
Final Fantasy VIII, sebuah game roman karya
Squaresoft, merupakan game turn based RPG yang berkisah tentang Squall
Lionheart. Squall sedang menuntut ilmu di Balamb Garden demi mencapai
cita-citanya menjadi prajurit SeeD. SeeD adalah special force yang dilatih
untuk bertarung melawan Sorceress, dan Garden adalah akademinya. Dalam kegiatan
belajar-mengajar di Balamb Garden, Squall didampingi seorang Instruktur:
Quistis Trepe. Dan dalam perjalanannya, Squall dituntut bekerja satu tim dengan
Zell si Chicken Wuss, Rinoa si manja, Selphie yang selalu ceria, dan Irvine si
playboy rapuh. Quistis, Zell, Selphie, dan Irvine sebenarnya adalah teman-teman
masa kecil Squall di ‘sebuah panti asuhan di bawah mercusuar’. Hmmm kebetulan
yang pas banget ya?
Seifer as rival abadi Squall. kalo lagi begini ngga keliatan annoying-nya wkwk |
Squall mempunyai rival abadi : Seifer, yang
selalu didayang-dayangi oleh Fuujin dan Raijin (pas banget ya?) dan selalu
berhasil membuat Zell ngambek. Gue ga mengerti apa yang terjadi di kepala
Seifer sampai akhirnya dia membelot menjadi Sorceress’s Knight. Bahkan sampai
konco kenthelnya pun complain ke Squall, kata mereka Seifer berubah.
Bola sodok dhisit boss q |
Di tengah game, Squall cs (kecuali Rinoa)
bisa ketiduran dan mengalami mimpi yang sama! Mereka memimpikan Laguna, Kiros
dan Ward. Dalam mimpinya itu pun kita bisa mengalami boss battle, dan memahami
apa yang terjadi di masa lampau, terutama mengenai Ellone.
Musuh utama di game ini jelas Sorceress.
Mulai dari Edea (yang ternyata adalah matron dan istri pak kepsek, cukup
mengejutkan), Adel, and the ultimate Ultimecia.
Gue punya kekaguman sendiri terhadap
Ultimecia dan segala ke-cult-annya. Gue bahkan hapal dialog pertama Ultimecia
sesaat sebelum last battle. Ultimecia remains mysterious even years after. Does
she really die? Does she really escape to another time using time compression
magic?
Final Fantasy VIII memberikan kita infinite loop lengkap dengan misteri
identitas Ultimecia. Secara khusus gue akan memuji Ultimecia Castle disini.
Kenapa? Karena Ultimecia dan dungeonnya adalah sebuah masterpiece! Sebuah
kastil yang terletak di antara dimensi waktu, jalan menuju kesana melalui
rantai-rantai raksasa, ditambah dengan segenap teka-teki dan boss-boss ciamik termasuk
Omega weapon yang harus dihadapi disana—menurut gue ini sangat Ultimecia!
Gameplay / battle system
Masih dengan pakem J-turned based RPG, Cuma
disini yang menurut gue menarik adalah system junction. Memang, tanpa GF
(guardian forces, not girlfriend) karakter tidak dapat berbuat apa-apa dalam
battle. Maka penjuctionan ini hukumnya adalah mutlak! GF yang telah dipasang ke
karakter dapat diset kemampuannya. Disesuaikan dengan status dan magic karakter
tersebut. Hal paling menyenangkan dalam penjunctionan ini adalah.. kalian bisa
membuat HP karakter 9999, dan atau imun terhadap status atau elemental attack
tertentu dengan menjunction magic tertentu. Agar hasil maksimal, pastikan magic
yang dijunction berjumlah 99 ^^
Di game ini ternyata kita bisa main chocobo
seperti pada seri pendahulunya, namun harus menggunakan socket tertentu (yang
nggak tau di Indonesia dijual atau ngga) walhasil fitur chocobo hampir tidak
terpakai disini.
Limit break masih punya tempat disini. Limit
break bisa digunakan saat HP karakter berubah warna jadi kuning dan atau
menggunakan magic aura. Limit break pun bermacam-macam tergantung spesialisasi
karakter. Tbh limit paling ngga berguna adalah Selphie, aduh please keburu
besok ya mijit-mijit stik nyari skill The End. Dan limit break paling berguna
adalah Invincible moon-nya Angelo dan Rinoa. Wah selamat Rinoa akhirnya kamu
dapat pujian dari Bude. Sisanya so so.
Ngomong-ngomong soal battle, battle paling
berkesan di sepanjang game ini adalah saat melawan Omega Weapon: perlu
dijelaskan kenapa? Oke, HPnya satu juta, attacknya bisa 9999, cara menemukannya
dibutuhkan kerja keras dan teamwork yang baik, saat melawannya kita bisa puasss
pake meltdown, aura, invincible moon dan limit limit limit sampe bego. Puassss.
untuk melawan omega weapon, dibutuhkan kerjasama tim, kesabaran, keuletan, dan invincible moon Rinoa - Angelo |
Honorable mention to Ultimecia, yaiyalah boss
terakhir bentuknya pasti bermacam-macam; dan Bahamut, sebenernya ngga sesulit
Omega Weapon hanya saja dungeon untuk menuju kesana semacam annoying sekali
dengan encounter rate yang saaaaaaaaangat tinggi.
Graphic & design
Jujur saja grafis game ini jauh lebih baik
dari pendahulunya, Final Fantasy VII. Karakter digambarkan tampan, rupawan, dan
proporsional. Tidak akan saya bahas lebih lanjut karena yaudah bagus aja gitu
grafisnya.
Love & romance
a | yha neng | neng pengen tahu bulat | ntar aa beliin tapi peluk aa dulu dong neng | nggg aa | |
This section is the point of this game.
Menurut gue mungkin saat brainstorming FFVIII, orang-orang squareenix lagi
butuh kasih sayang sekali. Tidak seperti Final Fantasy VII yang meninggalkan
misteri abadi Tifa atau Aerith (walau beberapa orang yang gue debat tidak
membenarkan segitiga asmara ini), jelas di game ini Rinoalah pemenang hati
Squall. Tbh, Rinoa’s personality’s bitch. Sepanjang game gue tidak jatuh cinta
dengan kepribadian Rinoa, tidak seperti saat gue main FFX dan mengerti mengapa
Tidus memilih Yuna. Dan bagian tainya adalah Squall head over heel for her??? Bude sungguh tidak memahami laki-laki. Dunia memang kejam buat perempuan-perempuan yang tidak menarik secara fisik :(
Remake of Squall and Rinoa in Gustav Klimt "kiss", not mine tho wkwkwk |
Selain itu ada cinta dan kasih sayang matron
Edea terhadap anak-anak asuhnya. Saking sayangnya, Edea memprakarsai SeeD
sendiri untuk mengantisipasi bila kelak ia berubah menjadi sorceress. Sungguh
ibu yang sangat thoughtful.
Soundtracks / BGMs
segmen baru nih, mengingat final fantasy VIII punya soundtrack yang kesohor jauh sebelum suteki da ne ngeboom. yap, Eyes on Me. lagu ini dinyanyikan Faye Wong dalam bahasa inggris, namun gue punya aransemennya dengan instrumen tradisional jepang judulnya Natsu no Album (arubamu)
Selain hitsnya Eyes on Me, gue tetap terdepan dalam menggemari Ultimecia castle's theme, judulnya The Castle
Selain itu, gue juga menggemari Fithos Lusec Wecos Vinosec, yang diputer saat Sorceress parade
Masih banyak BGM lain yang gue sukai, seperti Blue Field, Galbadia Garden, Waltz to the moon, Maybe i'm the lion, dll dkk bisa disearch sendiri hehehe.
Hmmm tiba saatnya kita di penghujung review.
Menurut gue Final Fantasy VIII cocok buat kalian yang suka dengan long-story
RPG (total 4 disc) cukup menghibur untuk dimainkan saat puasa, tidak ada konten
seks maupun kekerasan yang banget-banget. System junction-nya menghibur, dan
buat kalian yang suka kisah roman vicisan, game ini pas sekali. Bude memberi
nilai 7,8 out of 10. Memang bagus sih, tapi kalo pemerannya secakep Rinoa dan
Squall semua jadi terasa tidak adil. Love hurts, ya, love hurts!
0 Your comments:
Posting Komentar