Sabtu, 11 Juni 2016

Review : Final Fantasy VIII

Halo
Kembali di acara review-mereview amatir. Sudah lama menamatkan Final Fantasy VIII seperti yang pernah gue bahas sedikit di Best Playstation Game Ever (me version) , tapi kok baru pengin menulis reviewnya sekarang? Apa mungkin bude sudah mulai merindukan jalinan asmara? Hmmm bisa jadi bisa jadi.


Storyline
characters of Final fantasy VIII courtesy of zelu1984 on deviantart, dengan berbagai outfit.
Final Fantasy VIII, sebuah game roman karya Squaresoft, merupakan game turn based RPG yang berkisah tentang Squall Lionheart. Squall sedang menuntut ilmu di Balamb Garden demi mencapai cita-citanya menjadi prajurit SeeD. SeeD adalah special force yang dilatih untuk bertarung melawan Sorceress, dan Garden adalah akademinya. Dalam kegiatan belajar-mengajar di Balamb Garden, Squall didampingi seorang Instruktur: Quistis Trepe. Dan dalam perjalanannya, Squall dituntut bekerja satu tim dengan Zell si Chicken Wuss, Rinoa si manja, Selphie yang selalu ceria, dan Irvine si playboy rapuh. Quistis, Zell, Selphie, dan Irvine sebenarnya adalah teman-teman masa kecil Squall di ‘sebuah panti asuhan di bawah mercusuar’. Hmmm kebetulan yang pas banget ya?
Seifer as rival abadi Squall. kalo lagi begini ngga keliatan annoying-nya wkwk
Squall mempunyai rival abadi : Seifer, yang selalu didayang-dayangi oleh Fuujin dan Raijin (pas banget ya?) dan selalu berhasil membuat Zell ngambek. Gue ga mengerti apa yang terjadi di kepala Seifer sampai akhirnya dia membelot menjadi Sorceress’s Knight. Bahkan sampai konco kenthelnya pun complain ke Squall, kata mereka Seifer berubah.
Bola sodok dhisit boss q
Di tengah game, Squall cs (kecuali Rinoa) bisa ketiduran dan mengalami mimpi yang sama! Mereka memimpikan Laguna, Kiros dan Ward. Dalam mimpinya itu pun kita bisa mengalami boss battle, dan memahami apa yang terjadi di masa lampau, terutama mengenai Ellone.
Musuh utama di game ini jelas Sorceress. Mulai dari Edea (yang ternyata adalah matron dan istri pak kepsek, cukup mengejutkan), Adel, and the ultimate Ultimecia.
Gue punya kekaguman sendiri terhadap Ultimecia dan segala ke-cult-annya. Gue bahkan hapal dialog pertama Ultimecia sesaat sebelum last battle. Ultimecia remains mysterious even years after. Does she really die? Does she really escape to another time using time compression magic? 
Final Fantasy VIII memberikan kita infinite loop lengkap dengan misteri identitas Ultimecia. Secara khusus gue akan memuji Ultimecia Castle disini. Kenapa? Karena Ultimecia dan dungeonnya adalah sebuah masterpiece! Sebuah kastil yang terletak di antara dimensi waktu, jalan menuju kesana melalui rantai-rantai raksasa, ditambah dengan segenap teka-teki dan boss-boss ciamik termasuk Omega weapon yang harus dihadapi disana—menurut gue ini sangat Ultimecia!

Gameplay / battle system
Masih dengan pakem J-turned based RPG, Cuma disini yang menurut gue menarik adalah system junction. Memang, tanpa GF (guardian forces, not girlfriend) karakter tidak dapat berbuat apa-apa dalam battle. Maka penjuctionan ini hukumnya adalah mutlak! GF yang telah dipasang ke karakter dapat diset kemampuannya. Disesuaikan dengan status dan magic karakter tersebut. Hal paling menyenangkan dalam penjunctionan ini adalah.. kalian bisa membuat HP karakter 9999, dan atau imun terhadap status atau elemental attack tertentu dengan menjunction magic tertentu. Agar hasil maksimal, pastikan magic yang dijunction berjumlah 99 ^^
Di game ini ternyata kita bisa main chocobo seperti pada seri pendahulunya, namun harus menggunakan socket tertentu (yang nggak tau di Indonesia dijual atau ngga) walhasil fitur chocobo hampir tidak terpakai disini.
Limit break masih punya tempat disini. Limit break bisa digunakan saat HP karakter berubah warna jadi kuning dan atau menggunakan magic aura. Limit break pun bermacam-macam tergantung spesialisasi karakter. Tbh limit paling ngga berguna adalah Selphie, aduh please keburu besok ya mijit-mijit stik nyari skill The End. Dan limit break paling berguna adalah Invincible moon-nya Angelo dan Rinoa. Wah selamat Rinoa akhirnya kamu dapat pujian dari Bude. Sisanya so so.
Ngomong-ngomong soal battle, battle paling berkesan di sepanjang game ini adalah saat melawan Omega Weapon: perlu dijelaskan kenapa? Oke, HPnya satu juta, attacknya bisa 9999, cara menemukannya dibutuhkan kerja keras dan teamwork yang baik, saat melawannya kita bisa puasss pake meltdown, aura, invincible moon dan limit limit limit sampe bego. Puassss.
untuk melawan omega weapon, dibutuhkan kerjasama tim, kesabaran, keuletan, dan invincible moon Rinoa - Angelo
Honorable mention to Ultimecia, yaiyalah boss terakhir bentuknya pasti bermacam-macam; dan Bahamut, sebenernya ngga sesulit Omega Weapon hanya saja dungeon untuk menuju kesana semacam annoying sekali dengan encounter rate yang saaaaaaaaangat tinggi.

Graphic & design
Jujur saja grafis game ini jauh lebih baik dari pendahulunya, Final Fantasy VII. Karakter digambarkan tampan, rupawan, dan proporsional. Tidak akan saya bahas lebih lanjut karena yaudah bagus aja gitu grafisnya.

Love & romance
a | yha neng | neng pengen tahu bulat | ntar aa beliin tapi peluk aa dulu dong neng | nggg aa |
This section is the point of this game. Menurut gue mungkin saat brainstorming FFVIII, orang-orang squareenix lagi butuh kasih sayang sekali. Tidak seperti Final Fantasy VII yang meninggalkan misteri abadi Tifa atau Aerith (walau beberapa orang yang gue debat tidak membenarkan segitiga asmara ini), jelas di game ini Rinoalah pemenang hati Squall. Tbh, Rinoa’s personality’s bitch. Sepanjang game gue tidak jatuh cinta dengan kepribadian Rinoa, tidak seperti saat gue main FFX dan mengerti mengapa Tidus memilih Yuna. Dan bagian tainya adalah Squall head over heel for her??? Bude sungguh tidak memahami laki-laki. Dunia memang kejam buat perempuan-perempuan yang tidak menarik secara fisik :(
Remake of Squall and Rinoa in Gustav Klimt "kiss", not mine tho wkwkwk
Selain itu ada cinta dan kasih sayang matron Edea terhadap anak-anak asuhnya. Saking sayangnya, Edea memprakarsai SeeD sendiri untuk mengantisipasi bila kelak ia berubah menjadi sorceress. Sungguh ibu yang sangat thoughtful.

Soundtracks / BGMs
segmen baru nih, mengingat final fantasy VIII punya soundtrack yang kesohor jauh sebelum suteki da ne ngeboom. yap, Eyes on Me. lagu ini dinyanyikan Faye Wong dalam bahasa inggris, namun gue punya aransemennya dengan instrumen tradisional jepang judulnya Natsu no Album (arubamu)
Selain hitsnya Eyes on Me, gue tetap terdepan dalam menggemari Ultimecia castle's theme, judulnya The Castle
Selain itu, gue juga menggemari Fithos Lusec Wecos Vinosec, yang diputer saat Sorceress parade
Masih banyak BGM lain yang gue sukai, seperti Blue Field, Galbadia Garden, Waltz to the moon, Maybe i'm the lion, dll dkk bisa disearch sendiri hehehe.

Hmmm tiba saatnya kita di penghujung review. Menurut gue Final Fantasy VIII cocok buat kalian yang suka dengan long-story RPG (total 4 disc) cukup menghibur untuk dimainkan saat puasa, tidak ada konten seks maupun kekerasan yang banget-banget. System junction-nya menghibur, dan buat kalian yang suka kisah roman vicisan, game ini pas sekali. Bude memberi nilai 7,8 out of 10. Memang bagus sih, tapi kalo pemerannya secakep Rinoa dan Squall semua jadi terasa tidak adil. Love hurts, ya, love hurts! 

Related Articles

0 Your comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.